Yuni Fitriani
Rabu, 05 Desember 2012
Sabtu, 22 September 2012
Indonesia Hadiri Forum Internasional Pendidikan Medis
Beijing --- Universitas Capital Medical di Beijing menyelenggarakan forum bertajuk‘Globalization of Medical Education’. Forum yang berlangsung pada 12 September lalu ini dihadiri pimpinan Kementerian Pendidikan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan para pejabat Medical Council serta Kementerian Kesehatan dari berbagai negara, seperti Bangladesh, India, Indonesia, Pakistan, Thailand dan Amerika Serikat.
Pejabat Indonesia yang hadir pada forum tersebut adalah mantan Wakil Menteri Pendidikan Fasli Jalal, yang sekarang menjabat sebagai Senior Advisor to Achieve the MDG’s (Millenium Development Goals),National Planning and Development Agency(Bappenas) RI, juga merangkap Senior Policy Consultant of World Bank Indonesia. Hadir juga dan Penasehat Presiden RI di bidang Pendidikan serta Atase Pendidikan KBRI Beijing.
Dalam pidatonya yang berjudul ‘Challenges for Ensuring Quality of Medical Education in Indonesia’, Fasli Jalal mengemukakan bahwa Indonesia sangat kekurangan lulusan kedokteran. Diperkirakan perbandingan jumlah dokter dibandingkan jumlah penduduk adalah 6 : 10.000 pada tahun 2014. Sementara itu, sekolah kedokteran di Indonesia baru mencapai jumlah 72 buah pada tahun 2012 dan penyebarannya tidak merata.
Untuk menjamin kualitas lulusan kedokteran dibutuhkan paling sedikit 300 rumah sakit yang dikhususkan untuk pendidikan (rumah sakit pendidikan). Selain itu, diperlukan program kolaborasi di antara instansi dan lembaga terkait di bidang pendidikan dan kesehatan untuk membangun komitmen bersama yang bertujuan meningkatan pendidikan kedokteran yang pada gilirannya dapat berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat, bertukar pengetahuan dan pengalaman dalam menghasilkan dokter-dokter yang berkualitas, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, manajemen keuangan dan fasilitas yang efektif dan meningkatkan prestise dan potensi dalam kemitraan perguruan tinggi kedokteran.
Selain Fasli, delegasi dari negara lain juga menyampaikan pidatonya. Misalnya Atif Hussain Kazmi dari Pakistan menyampaikan makalah mengenai perbandingan pendidikan medis di Tiongkok dan Pakistan dan upaya reformasi pendidikan medis internasional, dilanjutkan dengan Dr Badiuzzaman Bhuiyan dari Bangladesh yang menyampaikan makalah yang membahas Globalisasi pendidikan kedokteran. Forum ditutup dengan acara kunjungan ke rumah sakit dan fasilitas pendidikan serta jamuan makan malam dan upacara penyerahan penghargaan kepada para peserta. (DM, sumber: KBRI Beijing)
Kamis, 13 September 2012
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Filosofi pendidikan
Pendidikan
biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir
seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik
dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi
mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian
orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan
sekolah mengganggu pendidikan saya."
Anggota
keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih
mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
Fungsi pendidikan
Menurut Horton
dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes)
berikut:
- Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
- Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
- Melestarikan kebudayaan.
- Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Fungsi laten
lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.
- Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
- Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
- Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
- Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
Menurut David
Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
- Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
- Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
- Menjamin integrasi sosial.
- Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
- Sumber inovasi sosial.
Langganan:
Postingan (Atom)